Lesu, itulah
yang saya rasakan sejak detik pertama tayangan ini dimulai. Meskipun adegan
pertarungan yang ditampilkan, seperti biasanya, penuh bantingan, lempar sana
lempar sini, pukul sana pukul sini dengan kilatan-kilatan dari senjata
masing-masing hero yang sesekali terlihat, tetap saja kelesuan yang saya
rasakan tidak hilang sampai ke detik terakhir.
Lantas kenapa
saya jadi lesu begini? Penyebabnya tidak lain dan tidak bukan adalah konflik
Bima X yang kian minggu kian datar, kalopun ada lonjakan itu nggak seberapa
pengaruhnya. Nah loh, jujur amat ente? Iya dong, emang nggak boleh?
Evil Torga yang
diawal kemunculannya begitu keren dan mampu membuat saya betah menonton mulai
kehilangan pesonanya. Bentrok yang terjadi hampir setiap minggu antara Bima X,
Torga dan si macan item (Hehehe, akhirnya saya menemukan julukan yang tepat
buat tiruan Torga itu) adalah penyebabnya. Konflik terus berputar antara ketiga
tokoh ini, terus dan terus tanpa ada kejutan yang menyertai perseteruan mereka.
Memang sih, si macan item jadi menarik lagi di mata saya saat bertarung dengan
Bima Legend minggu kemarin. Itu karena bagi saya konflik antara Evil Torga dan
Bima Legend punya motif yang jelas, punya penyebab yang, walaupun udah
mainstream tapi masih terasa greget; Balas Dendam!
Yoyoi, Evil
Torga yang pernah dikalahin Bima Legend di masa lampau (sampai visornya retak
dan nggak bisa bener lagi) merasa sakit hati dan tersaingi. Penderitaannya nggak
berhenti sampai di situ. Ibarat udah jatuh ketimpa Atlas, eh maksudnya ketimpa
tangga, dia yang udah sekarat malah diculik Vudo dan dioperasi jadi cyborg yang
akhirnya membuatnya kehilangan jati diri. Karena itu, saat si Topeng Besi
dapetin lagi ingatan masa lalunya, sekaligus ngedapetin kekuatan dahsyat dari
Power Stone Sintesis yang membuatnya berubah jadi Evil Torga dan berniat balas
dendam ke mantan rivalnya, itu bikin pertarungan antar keduanya jadi sangat
menarik. Sekali lagi, itu karena si macan item punya motif yang jelas, dia
ingin balas dendam, dia ingin Bima Legend membayar semua penderitaan yang dia
rasakan di masa lalu, dia ingin rivalnya mampus!
Nah, bagaimana
dengan perseteruan Bima X & Torga vs Evil Torga? Jadi konflik di antara
mereka berdua nggak punya motif yang jelas gitu? Oh bukan begitu. Motifnya jelas
kok; karena Evil Torga ada villain maka dia harus mengalahkan Bima X dan Torga
yang notabene adalah hero di serial ini. Itu aja? Yep, menurut saya itu saja. Jadi
hanya soal kewajiban musuh yang harus mengalahkan sang pahlawan. Sebenarnya sih
nggak masalah, karena dimana-mana juga yang namanya orang jahat ya lawannya
orang baik, tapi rasanya ada yang kurang di sini. Kenapa Evil Torga nggak punya
motif yang lebih kuat saat melawan Bima X dan Torga seperti saat dia menghabisi
Bima Legend? Mungkin temen-temen punya pandangan lain? Share aja ya sama saya, tapi
jangan pake marah-marah, oke? Xixixixixi
Yang menarik
dari episode minggu ini adalah bagaimana sang penulis skenario menunjukkan pada
penonton bagaimana efek dari kekuatan kegelapan. Ya lagi-lagi hal sepele
seperti ini bisa bikin saya melek hahaha. Ide bahwa kekuatan kegelapan mampu
menahan serangan, atau mungkin menyerap dan melenyapkannya, sangat menarik
perhatian saya. Jujur saya nggak nyangka kekuatan dark spot bakal jadi seperti itu,
ditambah lagi aura jahat dari kabut hitam yang muncul bisa berkumpul dan
berubah jadi sosok mirip grim reaper (walau tanpa sabit :v). sayangnya
penyelesaian dari masalah ketidakmampuan Ray dan Dimas menggunakan kekuatan
mereka di tempat yang dipengaruhi kekuatan kegelapan itu malah tidak semenarik
yang saya harapkan. Saya pikir akan pakai sedikit teori fisika seperti yang
dulu pernah dilakukan Reza ketika melawan monster badak yang bertubuh besi
menggunakan listrik. But, melihat Ray dan Dimas mengalahkan kekuatan kegelapan
dengan meminjam kekuatan itu sendiri (dengan bantuan dari Reza yang memberi
semangat dari jarak jauh) , itu juga sudah cukup bagus.
Satu hal lagi
yang ingin saya komentari, mengenai akting dari beberapa pemain. Pertama Thalia
JKT48, yang dulu pernah saya bilang aktingnya mulai enak dilihat pada episode
ini malah terlihat menurun. Hal itu terlihat saat dia berdialog, meski cuma
sebentar, tapi dialog yang doi ucapin kedengeran kaku banget. Hal yang sama
juga terjadi pada Christian Loho. Jujur saja, semenjak Fernando Surya muncul,
Christian Loho jadi agak jatuh di mata saya. Akting Fernando Surya yang lebih
luwes bener-bener ngebanting performa Loho sehingga aktingnya terlihat lebih
kaku. Problemnya sebenernya ada di nada bicara Loho yang terdengar monoton. Mungkin
ini juga karena pengaruh watak tokoh Ray yang kalem dan nggak neko-neko.
Oke, sebelum
saya tutup review singkat ini, saya mau promosi dulu. Silakan baca web novel
saya dengan klik link di bawah. Temen-temen juga bisa main ke fanpagenya dengan
klik di sini. Karya saya berjudul SAMAEL SAGA, genrenya tokusatsu juga sama deh
kayak Bima X, tapi ada misterinya juga. Jadi cocok buat temen-temen yang suka
sama cerita misteri seperti Detektif Conan, Kindaichi atau Sherlock Holmes. Apalagi
ada romancenya juga, jadi cewek-cewek juga bisa betah baca hahahaha….
Yosh, apapun kekurangannya minumnya the botol…,
eh salah, apapun kekuarangannya saya pribadi akan terus mendukung dengan
menonton setiap minggunya. Saya berharap Bima X dan satria series semakin baik
dan semakin baik kedepannya.
Terima kasih telah membaca artikel tentang REVIEW BIMA-X Satria Garuda Episode 39 (Minggu, 6 Juni 2015) di blog Jendela Adelard jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini di web browser anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.