REVIEW BIMA-X Satria Garuda Episode 7 (Minggu, 26 Oktober 2014)

Sejak melihat cuplikannya di akhir episode minggu lalu, saya sudah menebak bahwa episode minggu ini akan dipenuhi dengan adegan lucu dan menjadi episode Bima X pertama yang membawa atmosfer komedi. Rasanya memang fresh, dikarenakan sejak tayang pertama kali pada 30 Juni tahun lalu lewat serial Bima Satria Garuda season pertama, serial ini, seingat saya, belum pernah menampilkan adegan komedi seintens episode kali ini.
Tanggapan fans tentu berbeda-beda. Sebelum menulis review, saya sempat membaca-baca komentar para fans tentang muatan humor yang disuguhkan untuk mereka. Sebagian fans memberi tanggapan positif dengan mengatakan bahwa Zoik, lawan Bima X kali ini, sangat lucu dan kocak. Sebagian lagi, anda pasti sudah tahu, merasa kurang puas bahkan menganggap adegan-adegan lucu yang mereka lihat nggak ada lucu-lucunya sama sekali. Lantas bagaimana dengan saya? Mungkin anda bertanya-tanya tentang tanggapan saya mengenai hal ini. Ah sepertinya saya terlalu geer, tapi akan saya beritahu, Zoik bikin saya tertawa terpingkal-pingkal, tapi dia nggak lucu sama sekali. Wuah, ngebingungin, dasar fans labil! Hahahaha :v
Ehem, saatnya serius. Well, untuk saya pribadi konsep Zoik sebagai monster yang selalu lapar dan agak bodoh namun kuat ini sudah sangat keren. Apalagi dia sampai berani merusak pesawat Draconer yang notabene adalah atasannya sendiri demi kabur dan memuaskan nafsu makannya yang kelewat besar. Draconer sendiri sampai hampir kewalahan menghadapi anak buahnya tersebut, sementara Zoik malah lebih mementingkan dirinya sendiri dan terus melahap apa saja yang ada di depannya.
Tim Bima X saya rasa cukup sukses mengubah konsep monster yang selalu lapar dan suka melahap apa saja, yang lazimnya kejam dan bengis, menjadi tokoh lucu nan mengundang tawa. Jadilah Zoik pemicu adegan lucu yang berpengaruh. Berpengaruh? Ya berpengaruh, karena hampir seluruh tokoh yang muncul di episode ini menjadi ikut-ikutan bertingkah lucu, termasuk Bima X sendiri, yang memprotes nilai dari Zoik saat monster itu melahap garuda api dari sang Satria Garuda. Celakanya, setelah adegan protes yang ditutup oleh Comersial Break itu, lawakan yang ditampilkan tokoh-tokoh lainnya hanya membuat saya senyum-senyum kecut.
Adegan guyonan khas Jepang yang muncul di episode ini rasanya memang kurang cocok untuk dijadikan pemanis. Selain, mungkin, karena perbedaan kultur, para pemain juga terlihat kurang bisa beradegan lucu. Mereka memang bisa berakting, tapi tidak semua orang yang mampu berakting bisa melawak dengan sukses. Hasilnya beberapa adegan (yang dibuat agar) lucu menjadi kurang berkesan dan terlihat tidak natural. Yang membuat saya tertawa justru munculnya Chris Ruslan dalam Breaking News. Dia masih saja membawa Mic-nya padahal sedang siaran di dalam studio.
Selain unsur komedi yang masih belum cukup sukses, ada satu bagian lagi yang agak mengurangi greget dari episode ini, yaitu di segmen terakhir tepatnya saat Paman Iwan, setelah tergopoh-gopoh dikejar Zoik, akhirnya tertelan juga oleh monster tersebut. Pada bagian ini tensi cerita terasa datar-datar saja, padahal Paman Iwan merupakan tokoh penting di keluarga Iskandar dan Bramasakti. Tokoh Rena yang melihat pamannya ditelan terlihat kurang shock, bahkan selanjutnya dia malah terkesan mengkhawatirkan diri sendiri dan seolah-olah lupa bahwa pamannya telah dimakan saat Zoik menghampiri dirinya dan mengincar rantang yang dia pegang.
Begitu pula yang terjadi pada Ray dan Randy. Setelah Rena berteriak memberitahu bahwa Paman Iwan telah dimakan, Randy memang melakukan perlawanan, namun dia terlihat kurang marah. Setali tiga uang dengan Randy, kemarahan yang saya harapkan dari tokoh Raypun kurang nampak. Ray bahkan berpose dulu sebelum berubah, padahal musuh dihadapannya baru saja menelan anggota keluarganya. Untung saja setelah berubah, Ray tampak mati-matian melawan Zoik dan hanya tertahan karena Rena mengingatkan dirinya bahwa Paman Iwan berada di dalam perut si monster.
Overall episode 7 ini memang agak mengecewakan dari sisi humornya namun sudah sangat top untuk spesial efek serta sinematografinya. Mari kita sama-sama lihat perkembangan berikutnya, semoga nantinya akan ada banyak perbaikan dan pengembangan, khususnya untuk unsur komedi. Saya sih berharap agar tim produksi Bima X tidak memaksakan masuknya komedi khas Jepang. Namun, usaha mereka menampilkan adegan-adegan penuh humor di episode ini patut untuk diapresiasi, dengan begitu mereka benar-benar menghargai keinginan fans. Untuk itu saya harus bilang, Good Job!
Terima kasih telah membaca artikel tentang REVIEW BIMA-X Satria Garuda Episode 7 (Minggu, 26 Oktober 2014) di blog Jendela Adelard jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini di web browser anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.

Artikel terbaru :