Sejak melihat
cuplikannya di akhir episode minggu lalu, saya sudah menebak bahwa episode
minggu ini akan dipenuhi dengan adegan lucu dan menjadi episode Bima X pertama
yang membawa atmosfer komedi. Rasanya memang fresh, dikarenakan sejak tayang
pertama kali pada 30 Juni tahun lalu lewat serial Bima Satria Garuda season
pertama, serial ini, seingat saya, belum pernah menampilkan adegan komedi seintens
episode kali ini.
Tanggapan fans
tentu berbeda-beda. Sebelum menulis review, saya sempat membaca-baca komentar
para fans tentang muatan humor yang disuguhkan untuk mereka. Sebagian fans memberi
tanggapan positif dengan mengatakan bahwa Zoik, lawan Bima X kali ini, sangat
lucu dan kocak. Sebagian lagi, anda pasti sudah tahu, merasa kurang puas bahkan
menganggap adegan-adegan lucu yang mereka lihat nggak ada lucu-lucunya sama
sekali. Lantas bagaimana dengan saya? Mungkin anda bertanya-tanya tentang
tanggapan saya mengenai hal ini. Ah sepertinya saya terlalu geer, tapi akan
saya beritahu, Zoik bikin saya tertawa terpingkal-pingkal, tapi dia nggak lucu
sama sekali. Wuah, ngebingungin, dasar fans labil! Hahahaha :v
Ehem, saatnya
serius. Well, untuk saya pribadi konsep Zoik sebagai monster yang selalu lapar
dan agak bodoh namun kuat ini sudah sangat keren. Apalagi dia sampai berani
merusak pesawat Draconer yang notabene adalah atasannya sendiri demi kabur dan
memuaskan nafsu makannya yang kelewat besar. Draconer sendiri sampai hampir
kewalahan menghadapi anak buahnya tersebut, sementara Zoik malah lebih
mementingkan dirinya sendiri dan terus melahap apa saja yang ada di depannya.
Tim Bima X saya
rasa cukup sukses mengubah konsep monster yang selalu lapar dan suka melahap
apa saja, yang lazimnya kejam dan bengis, menjadi tokoh lucu nan mengundang
tawa. Jadilah Zoik pemicu adegan lucu yang berpengaruh. Berpengaruh? Ya berpengaruh,
karena hampir seluruh tokoh yang muncul di episode ini menjadi ikut-ikutan
bertingkah lucu, termasuk Bima X sendiri, yang memprotes nilai dari Zoik saat
monster itu melahap garuda api dari sang Satria Garuda. Celakanya, setelah
adegan protes yang ditutup oleh Comersial Break itu, lawakan yang ditampilkan
tokoh-tokoh lainnya hanya membuat saya senyum-senyum kecut.
Adegan guyonan
khas Jepang yang muncul di episode ini rasanya memang kurang cocok untuk
dijadikan pemanis. Selain, mungkin, karena perbedaan kultur, para pemain juga
terlihat kurang bisa beradegan lucu. Mereka memang bisa berakting, tapi tidak
semua orang yang mampu berakting bisa melawak dengan sukses. Hasilnya beberapa
adegan (yang dibuat agar) lucu menjadi kurang berkesan dan terlihat tidak natural.
Yang membuat saya tertawa justru munculnya Chris Ruslan dalam Breaking News. Dia
masih saja membawa Mic-nya padahal sedang siaran di dalam studio.
Selain unsur komedi
yang masih belum cukup sukses, ada satu bagian lagi yang agak mengurangi greget
dari episode ini, yaitu di segmen terakhir tepatnya saat Paman Iwan, setelah
tergopoh-gopoh dikejar Zoik, akhirnya tertelan juga oleh monster tersebut. Pada
bagian ini tensi cerita terasa datar-datar saja, padahal Paman Iwan merupakan
tokoh penting di keluarga Iskandar dan Bramasakti. Tokoh Rena yang melihat
pamannya ditelan terlihat kurang shock, bahkan selanjutnya dia malah terkesan
mengkhawatirkan diri sendiri dan seolah-olah lupa bahwa pamannya telah dimakan
saat Zoik menghampiri dirinya dan mengincar rantang yang dia pegang.
Begitu pula
yang terjadi pada Ray dan Randy. Setelah Rena berteriak memberitahu bahwa Paman
Iwan telah dimakan, Randy memang melakukan perlawanan, namun dia terlihat
kurang marah. Setali tiga uang dengan Randy, kemarahan yang saya harapkan dari tokoh
Raypun kurang nampak. Ray bahkan berpose dulu sebelum berubah, padahal musuh
dihadapannya baru saja menelan anggota keluarganya. Untung saja setelah
berubah, Ray tampak mati-matian melawan Zoik dan hanya tertahan karena Rena mengingatkan
dirinya bahwa Paman Iwan berada di dalam perut si monster.
Overall episode
7 ini memang agak mengecewakan dari sisi humornya namun sudah sangat top untuk spesial
efek serta sinematografinya. Mari kita sama-sama lihat perkembangan berikutnya,
semoga nantinya akan ada banyak perbaikan dan pengembangan, khususnya untuk
unsur komedi. Saya sih berharap agar tim produksi Bima X tidak memaksakan
masuknya komedi khas Jepang. Namun, usaha mereka menampilkan adegan-adegan
penuh humor di episode ini patut untuk diapresiasi, dengan begitu mereka
benar-benar menghargai keinginan fans. Untuk itu saya harus bilang, Good Job!
Terima kasih telah membaca artikel tentang REVIEW BIMA-X Satria Garuda Episode 7 (Minggu, 26 Oktober 2014) di blog Jendela Adelard jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini di web browser anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.