Akhirnya, setelah
menunggu beberapa minggu, mode terbaru Bima-X muncul juga di episode minggu
ini. Setelah mendapat spoiler singkat kemunculan Earth mode di cuplikan
menjelang ending di episode minggu lalu, saya cukup puas dengan debut si armor
hijau, karena selain kemunculannya yang epic, bahkan lebih epic dari kemunculan
Storm mode, kekuatan Earth mode agak di atas ekspektasi saya.
Sempat membuat
Ati Carlota, sahabat Rena, nyaris depresi karena tidak sanggup mengimbangi
kekuatan Power Stone hijau yang secara ajaib menyatu di gelangnya, kemudian
mengubah Rena menjadi patung, awal kemunculan Power Stone hijau yang menjadi
sumber kekuatan Earth mode tersebut menurut saya paling dramatis dibanding dua
Power stone sebelumnya, bagaimana tidak? Temen-temen pasti bisa melihat masalah-masalah
yang Power Stone hijau timbulkan, dua diantaranya sudah saya sebutkan di atas, hal
itu juga menjadi penyebab konflik yang terjadi sebelum Earth mode menampakan
diri cukup panjang. Akibatnya untuk melihat aksi Bima-X berkapak besar itu saja
kita harus menunggu kira-kira 3 minggu.
Dari konflik
yang tersulut karena Power stone hijau ini pula tersirat dibenak saya sebuah
pendapat absurd tentang sumber kekuatan sang Satria Garuda. Power Stone
bukanlah entitas yang baik namun juga bukan merupakan sumber kekuatan yang
jahat. Power Stone sama seperti air, yang bentuknya akan berubah sesuai dengan
tempat dia dituangkan.
Untuk episode
minggu ini saya merasa adegan pertarungan yang disuguhkan lebih intens. Meskipun
sekali lagi kita disuguhi alur klise, dimana sang pahlawan yang sebentar lagi
akan mendapat kekuatan baru yang lebih hebat harus rela menjadi bulan-bulanan
musuhnya hingga nyaris kehilangan harapan, pertarungan Storm mode vs Draconer
vs Guiro disuguhkan dengan sangat apik, terutama di bagian pertarungan udara
ketiganya.
Sayangnya,
adegan pertarungan keren sambil terbang-terbang itu nggak diimbangi dengan CGI
yang lebih luwes. Kalo saya boleh bilang sih terjadi lagi penurunan kualitas
CGI di sini. Tim Bima-X tidak lagi memakai karakter 3d seperti yang beberapa
kali mereka pakai di adegan terbang Storm mode, jadi kesannya seperti melihat
adegan terbang tokoh jin di sinetron yang pernah popular di tahun 90an, hanya
saja gerakannya jauh lebih dinamis. Tapi hal itu nggak mengurangi kenikmatan
nonton saya sampai ke titik nadir. Saya masih menikmati keseluruhan adegan
pertarungan di episode ini, karena percaya nggak percaya, kebiasaan kameramen yang
suka nge-zoom in di adegan berantem sekarang udah hilang, sehingga saya bisa
menikmati baku hantam para tokoh dengan pemandangan yang lebih jelas.
Di atas saya
menyebutkan bahwa kekuatan Earth mode agak di atas ekspektasi saya. Yap, dari
awal saya sudah menduga, dan saya yakin, temen-temen yang sama-sama fans serial
Tokusatsu juga pasti sudah menduga, bahwa Earth mode memiliki karakteristik
kuat, dengan badan tebel dank eras dan suka menghantam tanah hahahaha. Sayapun sudah
menduga bahwa Earth mode tidak dapat bergerak cepat. Namun saya senang sekali
saat ada beberapa hal yang tidak saya perkirakan muncul didebut si armor hijau.
Langkah kaki Earth mode bahkan bisa membuat gempa mini. Helios baru berwujud
kapak sangat berat sehingga bahkan seorang Draconer yang memakai wujud asli
tidak sanggup mengangkatnya. Dan Guira, awalnya saya berpikir bahwa monster
Armadillo itu akan tewas dengan tubuh remuk, atau setidaknya dengan armor yang
pecah, ternyata dia mati dengan perut berlubang setelah mendapat satu hantaman
tangan Earth mode. So Fantastic! Kemunculan Earth mode selanjutnya akan membuat
serial ini akan menjadi semakin menarik.
Artwork Bima-X Earth Mode by Fani N Palui
Artwork Bima-X Earth Mode by Fani N Palui
Terima kasih telah membaca artikel tentang REVIEW BIMA-X Satria Garuda Episode 14 (Minggu, 14 Desember 2014) di blog Jendela Adelard jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini di web browser anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.