REVIEW BIMA-X Satria Garuda Episode 1 (Minggu, 14 September 2014)



Episode pertama dari serangkaian Satria Series yang merupakan series kedua dan kelanjutan dari serial BIMA Satria Garuda yang tamat pada akhir Desember 2013 lalu. Episode pertama ini juga merupakan lanjutan dari BIMA-X Satria Garuda The Movie yang tayang pada 7 September 2014 lalu, di mana pada episode spesial itu untuk pertama kalinya Ray, sang tokoh utama, mendapatkan kekuatan barunya dan berubah menjadi Bima-X.

Episode pertama ini dibuka dengan adegan Ray dan keluarganya yang sedang sarapan bersama. Pada adegan pembuka ini, rasa penasaran saya tentang rumah keluarga Ray yang baru terjawab. Mereka memang pindah dari rumah yang lama, meskipun tidak

dijelaskan apa alasannya. Awalnya saya khawatir pergantian rumah ini hanya sebatas pergantian properti syuting, karena beberapa kali saya melihat di Sinetron, bergantinya rumah sebagai setting tempat tidak dibarengi  adanya penjelasan, seolah-olah rumah itu berubah dengan sendirinya. Agaknya hal itu tidak terjadi pada Bima-X, meskipun seperti yang sudah saya katakan tadi, tidak atau belum adanya penjelasan kenapa mereka pindah.

Jika dibandingkan dengan episode awal serial Satria Garuda musim pertama, episode ini saya nilai cukup berani dan ‘jor-joran’. Jika dulu para kombatan Vudo hanya merusuh di sebuah festival kecil di dekat Monas, dengan dampak yang hanya sebatas larinya para pengunjung ke segala arah, kali ini yang ditampilkan tidak hanya orang-orang yang kalang kabut karena panik dirusuh makhluk asing, tetapi juga banyak efek ledakan, puing-puing yang terbakar dan sampah-sampah lain hasil kekacauan. Jelas hal ini membuat efek ‘wow’ dari aksi para Villain di episode ini jauh lebih terasa dibandingkan dengan yang ditimbulkan oleh musuh-musuh Bima di awal episode musim pertama. Yang menarik lagi, di adegan saat Ray dan Reza menghadang Byachura, setelah salah satu pesawat Death Phantom membombardir kawasan perumahan, tepatnya saat mereka sedang berdialog, detail dampak penyerangan itu tidak dilupakan. Jadi saat kamera mengambil gambar Ray dan Reza sedang terlibat adu mulut dengan si monster kepiting, saya bisa melihat atap rumah yang terbakar dan asap hitam yang membumbung tinggi. Untuk poin ini saya acungi jempol. Tidak melupakan detail, sekecil apapun, itu merupakan sebuah kemajuan dari serial ini bagi saya.

Walaupun secara keseluruhan adegan kerusuhan di episode ini jauh lebih ekstrim dibandingkan dengan episode awal BSG musim pertama, namun saya merasa setting yang diambil terlalu tanggung.

Mengambil kawasan perumahan yang sepi sebagai tempat untuk di hancurkan, saya selanjutnya merasa heran, karena kawasan yang semula senyap itu, tiba-tiba menjadi begitu ramai oleh orang-orang yang berlarian panik. Belum lagi puing-puing yang berserakan atau ranting-ranting pohon yang bertebaran itu. Dari mana mereka datang? Karena seingat saya, saya tidak melihat ada gedung tinggi atau pepohonan di tempat itu. Hal ini membuat dampak dari penyerbuan para Villain di episode ini terasa agak dipaksakan. Berbeda dengan yang saya lihat di musim pertama, meskipun tidak se-epic yang ditampilkan pada episode ini tetapi terasa lebih natural.

Akhirnya saya mulai menaruh harapan setelah melihat penyerbuan perdana para Death Phantom di awal serial ini. Serangan mereka yang cukup brutal membuat saya berharap akan ada serangan-serangan ganas lainnya di sepanjang serial sehingga kesan tidak ada waktu barang sedetikpun untuk penduduk Bumi hidup dengan tenang bisa muncul. Ini akan membuat Musuh-musuh baru Ray dan Reza akan terlihat lebih serius untuk menaklukan Bumi. Semoga hal yang terjadi pada serial Tokusatsu seperti Gokaiger tidak terjadi pada Bima-X, di mana Zangyack hanya menyerang dengan brutal di awal-awal episode saja, sampai di pertengahan serial penduduk Bumi bahkan terlihat hidup normal, seperti tidak pernah ada makhluk asing yang sedang mengincar mereka.

Dan yang terakhir saya harus memberi dua acungan jempol, masing-masing untuk clip dari Opening dan Closing. Perbaikan yang cukup signifikan terlihat sekali pada kedua clip yang menjadi Pembuka dan penutup serial ini. Jika pada musim pertama clip pembuka hanya berupa potongan-potongan adegan, khas Sinetron tanah air, untuk clip pembuka di musim kedua ini tim dari Bima-X terlihat membuat banyak scene khusus dan semua adegannya dibuat sangat bagus. Kalau saya boleh bilang clip pembuka Bima-X ini ‘Tokusatsu Banget’.

Untuk Closing, meskipun saya masih menyayangkan Soundtrack-nya yang masih menggunakan lagu dari Band Jepang sebagai lagu penutup, clip yang ditampilkan juga sangat bagus. Adegan Ray yang berjalan pelan di sebelah kanan Credit lalu berubah menjadi Bima dan berlanjut ke adegan Ray yang berjalan di kiri Credit lalu bertransformasi menjadi Bima-X terlihat sangat keren bagi saya. Yang unik adalah Reino Barack dan tim Bima-X menampilkan Fanart dari penggemar di bagian ini. Sungguh cara yang tepat untuk menjaring lebih banyak penggemar sekaligus lebih dekat lagi dengan para penggemar Bima. Dengan polesan halus pada clip Opening dan Closing ini, satu kritikan yang dulu pernah saya sampaikan akhirnya di dengar juga. Untuk itu saya sangat berterima kasih :D.

Selanjutnya mari kita tunggu bersama-sama apa yang akan dilakukan oleh orang-orang luar biasa di belakang Bima-X untuk membuat serial Tokusatsu Indonesia ini menjadi semakin sempurna dan semakin layak untuk disaksikan.
Terima kasih telah membaca artikel tentang REVIEW BIMA-X Satria Garuda Episode 1 (Minggu, 14 September 2014) di blog Jendela Adelard jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini di web browser anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.

Artikel terbaru :