Episode pertama dari serangkaian Satria Series yang merupakan series kedua dan kelanjutan dari serial BIMA Satria Garuda yang tamat pada akhir Desember 2013 lalu. Episode pertama ini juga merupakan lanjutan dari BIMA-X Satria Garuda The Movie yang tayang pada 7 September 2014 lalu, di mana pada episode spesial itu untuk pertama kalinya Ray, sang tokoh utama, mendapatkan kekuatan barunya dan berubah menjadi Bima-X.
Episode pertama
ini dibuka dengan adegan Ray dan keluarganya yang sedang sarapan bersama. Pada adegan
pembuka ini, rasa penasaran saya tentang rumah keluarga Ray yang baru terjawab.
Mereka memang pindah dari rumah yang lama, meskipun tidak
dijelaskan apa
alasannya. Awalnya saya khawatir pergantian rumah ini hanya sebatas pergantian
properti syuting, karena beberapa kali saya melihat di Sinetron, bergantinya rumah
sebagai setting tempat tidak dibarengi adanya penjelasan, seolah-olah rumah itu
berubah dengan sendirinya. Agaknya hal itu tidak terjadi pada Bima-X, meskipun
seperti yang sudah saya katakan tadi, tidak atau belum adanya penjelasan kenapa
mereka pindah.
Jika dibandingkan
dengan episode awal serial Satria Garuda musim pertama, episode ini saya nilai
cukup berani dan ‘jor-joran’. Jika dulu para kombatan Vudo hanya merusuh di
sebuah festival kecil di dekat Monas, dengan dampak yang hanya sebatas larinya
para pengunjung ke segala arah, kali ini yang ditampilkan tidak hanya
orang-orang yang kalang kabut karena panik dirusuh makhluk asing, tetapi juga
banyak efek ledakan, puing-puing yang terbakar dan sampah-sampah lain hasil
kekacauan. Jelas hal ini membuat efek ‘wow’ dari aksi para Villain di episode
ini jauh lebih terasa dibandingkan dengan yang ditimbulkan oleh musuh-musuh
Bima di awal episode musim pertama. Yang menarik lagi, di adegan saat Ray dan
Reza menghadang Byachura, setelah salah satu pesawat Death Phantom membombardir
kawasan perumahan, tepatnya saat mereka sedang berdialog,
detail dampak penyerangan itu tidak dilupakan. Jadi saat kamera mengambil
gambar Ray dan Reza sedang terlibat adu mulut dengan si monster kepiting, saya
bisa melihat atap rumah yang terbakar dan asap hitam yang membumbung tinggi. Untuk
poin ini saya acungi jempol. Tidak melupakan detail, sekecil apapun, itu merupakan
sebuah kemajuan dari serial ini bagi saya.
Walaupun secara
keseluruhan adegan kerusuhan di episode ini jauh lebih ekstrim dibandingkan
dengan episode awal BSG musim pertama, namun saya merasa setting yang diambil
terlalu tanggung.
Mengambil kawasan
perumahan yang sepi sebagai tempat untuk di hancurkan, saya selanjutnya merasa
heran, karena kawasan yang semula senyap itu, tiba-tiba menjadi begitu ramai
oleh orang-orang yang berlarian panik. Belum lagi puing-puing yang berserakan atau
ranting-ranting pohon yang bertebaran itu. Dari mana mereka datang? Karena seingat
saya, saya tidak melihat ada gedung tinggi atau pepohonan di tempat itu. Hal
ini membuat dampak dari penyerbuan para Villain di episode ini terasa agak
dipaksakan. Berbeda dengan yang saya lihat di musim pertama, meskipun tidak
se-epic yang ditampilkan pada episode ini tetapi terasa lebih natural.
Akhirnya saya mulai menaruh harapan setelah
melihat penyerbuan perdana para Death Phantom di awal serial ini. Serangan mereka
yang cukup brutal membuat saya berharap akan ada serangan-serangan ganas
lainnya di sepanjang serial sehingga kesan tidak ada waktu barang sedetikpun untuk
penduduk Bumi hidup dengan tenang bisa muncul. Ini akan membuat Musuh-musuh
baru Ray dan Reza akan terlihat lebih serius untuk menaklukan Bumi. Semoga hal
yang terjadi pada serial Tokusatsu seperti Gokaiger tidak terjadi pada Bima-X,
di mana Zangyack hanya menyerang dengan brutal di awal-awal episode saja,
sampai di pertengahan serial penduduk Bumi bahkan terlihat hidup normal,
seperti tidak pernah ada makhluk asing yang sedang mengincar mereka.
Dan yang terakhir
saya harus memberi dua acungan jempol, masing-masing untuk clip dari Opening
dan Closing. Perbaikan yang cukup signifikan terlihat sekali pada kedua clip
yang menjadi Pembuka dan penutup serial ini. Jika pada musim pertama clip
pembuka hanya berupa potongan-potongan adegan, khas Sinetron tanah air, untuk
clip pembuka di musim kedua ini tim dari Bima-X terlihat membuat banyak scene
khusus dan semua adegannya dibuat sangat bagus. Kalau saya boleh bilang clip
pembuka Bima-X ini ‘Tokusatsu Banget’.
Untuk Closing,
meskipun saya masih menyayangkan Soundtrack-nya yang masih menggunakan lagu
dari Band Jepang sebagai lagu penutup, clip yang ditampilkan juga sangat bagus.
Adegan Ray yang berjalan pelan di sebelah kanan Credit lalu berubah menjadi
Bima dan berlanjut ke adegan Ray yang berjalan di kiri Credit lalu
bertransformasi menjadi Bima-X terlihat sangat keren bagi saya. Yang unik
adalah Reino Barack dan tim Bima-X menampilkan Fanart dari penggemar di bagian
ini. Sungguh cara yang tepat untuk menjaring lebih banyak penggemar sekaligus
lebih dekat lagi dengan para penggemar Bima. Dengan polesan halus pada clip
Opening dan Closing ini, satu kritikan yang dulu pernah saya sampaikan akhirnya
di dengar juga. Untuk itu saya sangat berterima kasih :D.
Selanjutnya mari
kita tunggu bersama-sama apa yang akan dilakukan oleh orang-orang luar biasa di
belakang Bima-X untuk membuat serial Tokusatsu Indonesia ini menjadi semakin
sempurna dan semakin layak untuk disaksikan.
Terima kasih telah membaca artikel tentang REVIEW BIMA-X Satria Garuda Episode 1 (Minggu, 14 September 2014) di blog Jendela Adelard jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini di web browser anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.