Ada yang beda dari episode Bima-X minggu ini. Ya,
selain Bima yang tampil dengan mode baru yang keren, episode keempat dari
serangkaian serial Satria Garuda Bima-X ini terasa lebih ‘nyaman’ ditonton dari
episode minggu lalu yang bikin saya ogah-ogahan nonton.
Epic, itu kata yang muncul di benak saya saat
menonton episode yang menandai kemunculan perdana Bima-X Storm Mode ini. Rasanya
semua pendukung serial Bima-X, dari mulai pemain sampai tim produksi, mulai bisa
beradaptasi dengan baik sehingga hasilnya, episode 4 ini cukup membuat saya
betah menonton sampai akhir.
Faktor utamanya, jika saya amati dari komentar para
fans setelah menonton episode minggu ini, terletak pada munculnya Storm Mode. Rasanya
tidak berlebihan jika mode kedua dari Bima-X ini layak untuk ditunggu. Selain membuat
Bima-X menjadi lebih kuat, kemunculan Storm Mode membuat serial ini menjadi
makin layak untuk ditonton. Kenapa saya bilang begitu? Apa alasannya?
Pertama, mari kita ingat-ingat lagi adegan saat
Bima yang sedang menggunakan Power Stone Biru menahan serangan laser dari
pesawat tempur Azelot. CGI yang ditampilkan, meskipun belum bisa dikatakan
sempurna namun sudah cukup menggambarkan betapa dahsyatnya kekuatan angin yang
diusung oleh Power Stone Biru. Buat saya ini adalah salah satu adegan terbaik
di episode ini.
Kedua, Tranformation
Sequence dari Bima-X Storm mode terlihat lebih halus dan ‘berkelas’
dibanding milik Flame mode. Selain itu adegan khusus ini juga terlihat
akrobatik karena menampilkan Bima yang melompat sebelum berubah menjadi Biru. Akhirnya
saya ngarep banget nih adegan khusus ini bisa tampil lagi minggu depan, minggu
depannya lagi, minggu depan-depannya lagi, lagi, lagi dan lagi tidak hanya di
episode minggu ini saja seperti Tranformation
Sequence-nya Flame mode yang cuma muncul di Bima-X The Movie.
Ketiga tentu saja tampilan Bima-X Storm Mode yang keren.
Meskipun hanya berubah bagian helm, pelindung bahu sebelah kanan, sepasang Gauntlet-nya dan kedua sepatunya saja,
tetapi penampilan Bima-X yang dibalut armor angin (ngawur banget nyebutnya :v)
tidak kalah sangar dari Toku Hero Jepang yang biasanya berganti mode atau form
dengan mengubah hampir secara total kostumnya.
Tidak hanya dari faktor kemunculan si Armor Biru
(ngawur lagi nyebutnya :v), beberapa faktor lain juga berperan penting membuat
episode minggu ini terkemas dengan apik. Salah satunya adalah karakter unik si
monster lebah Azelot.
Di episode ini, Azelot yang dari awal sudah
menampakkan sikap khas pembangkang karena beberapa kali membantah perintah Lady
Mossa akhirnya menunjukkan sifat aslinya yang ternyata, memang pembangkang
hehehe. Tunggu, tunggu, kali ini si monster lebah lebih berani dan
terang-terangan berkhianat karena dia dengan congkaknya menyebut Lady Mossa
sebagai mantan pemimpin. Alhasil, Azelot yang tampil kalem saat pertama kali muncul
berubah menjadi lebih, kalau boleh saja bilang, gila!
Namun, seperti kata peribahasa, tidak ada gading
yang tak retak, episode inipun masih memiliki banyak kekurangan, walaupun saya
akui, kekurangannya lebih sedikit dibandingkan episode-episode lalu. Yang masih
saya ingat adalah adegan flashback Ray saat dia mengingat-ingat pertarungannya
dengan Azelot yang sudah dianugerahi Power Stone Biru. Di salah satu adegan
beralur mundur itu ditampilkan secara close-up Bima-X yang sedang menahan
serangan angin dari si monster. Coba ingat-ingat Changer-nya, di adegan itu
sama sekali tidak ada api yang berkobar, padahal di adegan sebelumnya, Changer
Bima terbakar, bahkan sampai tangan kanan Ray melepuh. Entah saya yang salah
tafsir atau memang ada kelalaian tim CGI, yang jelas bagian ini jadi terlihat
janggal di mata saya.
Selain itu, Akting
Paramitha Putri sebagai Lady Mossa dan Tata JKT48 sebagai Ricca masih saja
belum membuat saya terkesan. Paramitha Putri masih terlihat kurang natural
seperti sebelumnya, terutama saat dia tertawa. Tata, yang hanya muncul sebentar
di akhir tayangan, meskipun hanya berakting ringan, tetap saja telihat kaku. Hehehe,
kesannya saya sensi banget ya sama kedua cewek ini, dari minggu-minggu yang
lalu mempermasalahkan akting mereka terus. Tapi mau bagaimana lagi? Tidak bisa
dipungkiri, kedua tokoh yang mereka perankan adalah tokoh penting. Jika mereka
gagal memerankannya dengan baik, tidak hanya kisah dalam serial ini yang jadi
timpang, tetapi dua tokoh ini bisa kehilangan simpati dari penonton setia
Bima-X.
Yang terpenting adalah, muatan pesan moral pada episode
minggu ini begitu besar dan bagus, ditambah lagi disampaikan dengan sangat sukses
oleh tokoh-tokohnya. Dua kalimat tentang kebesaran hati dan kehormatan yang
ducapkan Ray dengan penuh semangat saat berhadapan dengan Azelot untuk terakhir
kali benar-benar terdengar sangat indah dan menggetarkan hati. Untuk itu saya
harus bilang, Good Job!
Jika
kekuatanmu sudah dipenuhi dengan nafsu, maka kehormatanmu sudah rata dengan
tanah. – Ray Bramasakti
Kekuatan besar
yang kau salah gunakan tidak ubahnya seperti racun yang sengaja kau minum
sendiri.
Terima kasih telah membaca artikel tentang REVIEW BIMA-X Satria Garuda Episode 4 (Minggu, 5 Oktober 2014) di blog Jendela Adelard jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini di web browser anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.